Senin, 26 Januari 2009

Belajar Kultur Jaringan Jadi Favorit

KULTUR jaringan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk membuat bagian tanaman (akar, tunas, jaringan tumbuh tanaman) tumbuh menjadi tanaman utuh (sempurna) dikondisi invitro (didalam gelas). Secara Detail Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan organ, serta menumbuhkannya dalam keadaan aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman utuh kembali.
Keuntungan dari kultur jaringan lebih hemat tempat, hemat waktu, dan tanaman yang diperbanyak dengan kultur jaringan mempunyai sifat sama atau seragam dengan induknya. Pada prinsipnya semua jenis tanaman dapat diperbanyak melalui kultur jaringan, namun yang lazim diperbanyak secara kultur jaringan adalah tanaman yang memiliki nilai ekonomi dan kualitas tinggi dan lebih sukar diperbanyak secara generatif dan konvensional. contohnya adalah kelompok hias (anggrek, mawar, krisan, aglonema dll), tanaman hutan dan perkebunan (jati, kelapasawit, karet dll).
Anggapan orang selama ini bahwa teknik kultur jaringan sangat sulit dilakukan oleh orang awam dan biayanya sangat mahal tidak betul. Teknologi ini pada awalnya memang hanya dilakukan di kalangan perguruan tinggi dengan menggunakan peralatan yang canggih dan mahal. Tujuan kultur jaringan banyak sekali, diantaranya adalah untuk mendapatkan tanaman bebas penyakit/virus, mendapatkan tanaman yang tahan terhadap stres tertentu (stres kekeringan, stres salinitas, dll). Selain itu juga untuk menyelamatkan tanaman langka agar tidak punah dan juga untuk memperbanyak tanaman dalam jumlah banyak. Tujuan terakhir inilah yang rupanya saat ini menarik perhatian banyak orang.

Di negara-negara tetangga kita, kultur jaringan sudah bukan hal yang asing lagi. Teknologi ini sudah dikenalkan pada para petani sejak lama, sehingga mereka sangat leluasa untuk menghasilkan produk2 tanaman yang berkualitas bagus.
Sekarang ini banyak bibit-bibit tanaman hias hasil kultur jaringan yang masuk ke Indonesia, sebut saja : Aglaonema, anthurium, calladium, anggrek, dll.

Tidak Sulit
Betul sekali apabila dikatakan kultur jaringan tidak sulit. Pada intinya kita hanya melakukan isolasi tanaman, bisa bagian protoplasma, sel, jaringan ataupun organ tanaman yang selanjutnya ditanam dalam kondisi steril di dalam botol menggunakan media buatan. Tanaman dalam botol itulah yang kita pelihara hingga saatnya dikeluarkan dan ditanam di luar.
Kultur jaringan hanya butuh ketelatenan dari yang mengerjakannya, dengan jam terbang yang semakin tinggi maka akan semakin dirasakan bahwa teknik kultur jaringan sama sekali tidak sulit.

Tidak Mahal
Peralatan kultur jaringan seringkali menjadi momok bagi orang awam yang ingin terjun di bidang ini. Menurut mereka, semua alat-alat yang digunakan dalam proses kultur jaringan membutuhkan biaya yang sangat mahal. Anggapan tersebut tidak 100% betul, karena beberapa alat bisa dimodifikasi sehingga dapat diberdayagunakan seperti alat-alat yang canggih dan mahal tsb. Saat ini sudah banyak tersedia di pasaran alat-alat kultur jaringan dengan harga terjangkau, misalnya : dengan uang 1 juta sudah bisa mendapatkan entkas (alat untuk menanam dalam kondisi steril)

Bahan-bahan kimia untuk membuat media kultur juga sering dituding menjadi mahalnya teknologi ini. Sebetulnya untuk media tumbuh bisa disiasati dengan misalnya : membeli media kultur jaringan jadi di pasaran atau membeli nempil (eceran) di laboratorium-laboratorium kuljar atau bahkan bisa mencari media alternatif dari bahan-bahan alami.
Nah, sekarang menjadi tidak mahal lagi bukan?

Tahapan Kultur Jaringan
Tahapan dalam kultur jaringan diawali dengan pemilihan pohon induk yang bagus, sehat dan berkarakter khusus. Pohon induk tsb nantinya akan dijadikan sebagai sumber eksplan. Selanjutnya eksplan disterilkan menggunakan zat tertentu, demikian juga semua peralatan yang akan digunakan perlu disterilkan dalam autoklaf. Tahap berikutnya adalah mengiris eksplan dalam ruang steril. Tahap inilah yang perlu teknik-teknik khusus, beberapa tanaman yang mengeluarkan getah akan lebih bagus bila diiris dalam larutan pencegah browning. Selanjutnya tanaman ditanam dalam botol dan dipelihara hingga siap untuk diaklimatisasi (dipindahkan dari botol ke pot).
Pemilihan eksplan perlu mendapat perhatian karena itulah yang nanti akan menentukan kualitas bibit yang akan dihasilkan. Paling bagus apabila eksplan berasal dari jaringan yang masih muda karena sel-selnya masih aktif membelah (meristematis). Semua bagian tumbuhan dapat dijadikan eksplan, mulai dari bunga, biji, akar, batang hingga daun.

Harapan Kita Semua
Untuk lebih menggairahkan pertanian di Indonesia dan agar tidak luar negeri minded artinya agar kita tidak berfikir bahwa tanaman-tanaman dari luar negeri pasti bagus maka kita harus berani berubah. Sudah saatnya para petani dan pengusaha tanaman mengetahui bermacam-macam teknologi yang bisa digunakan untuk meningkatkan hasil tanamannya, baik kuantitas dan kualitasnya.

Salah satu laboratorium kultur jaringan tempat aku menimba ilmu dan sekarang jadi tempat aku bekerja adalah Laboratorium Kultur jaringan PPPPTK Pertanian Cianjur yang selalu memiliki peluang dan prospek baik untuk pengembangan kultur jaringan dan siap menerima pelatihan untuk umum dan seluruh guru SMK khususnya SMK Pertanian dalam mengembangan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pertanian khususnya. Laboratorium Kultur jaringan PPPPTK Pertanian Cianjur telah memiliki sarana dan prasarana standar Nasional dan Internasional untuk pengembangan kultur jaringan. Jadi Intinya saya sadari kalo saya senang dengan kultur jaringan.
Kiranya harapan ini bukan hanya milik saya bahwa pertanian dan sistem pertanian Indonesia pasti berkembang dan semakin berkembang, apalagi bila kita selalu memberikan sumbangsih terhadap pertanian kita. Sukses Pertanian Indonesia Lewat jalur kultur jaringan